Workshop Penyusunan Modul Ajar Tefa Tahun Pelajaran 2024 – 2025 SMKN 3 Surabaya dilaksanakan pada hari Sabtu (6/7/24) mulai pukul 08.00 WIB sampai selesai di Hotel ASTON INN Jemursari Jl. Sidosermo II No.70a, Sidosermo, Kec. Wonocolo, Surabaya. Workshop ini dihadiri oleh PLT Kepala Dinas Surabaya, Kepala Sekolah, Ketua Komite dan semua Bapak Ibu Guru. Penerapan Teaching Factory (Tefa) pada SMK merupakan amanat Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang lebih lanjut dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2015 tentang Pengembangan Sumber Daya Industri. Teaching Factory (TEFA) merupakan sebuah konsep pembelajaran yang berorientasi pada produksi dan bisnis untuk menjawab tantangan perkembangan industri saat ini dan nanti. Teaching Factory (TEFA) adalah model pembelajaran yang membawa suasana industri ke sekolah sehingga sekolah bisa menghasilkan produk berkualitas industri. Dengan proses pembelajaran Teaching Factory (TEFA), peserta didik dapat belajar dan menguasai keahlian dan keterampilan sesuai dengan kompetensinya masing-masing yang dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standard kerja industri sesungguhnya. Produk-produk yang dibuat oleh peserta didik sebagai proses belajar pun dapat dipasarkan ke masyarakat sehingga hasilnya dapat digunakan untuk memenuhi biaya operasional sekolah untuk praktik pembelajaran. Model pembelajaran teaching factory mempunyai 3 (tiga) komponen, yaitu:(i) produk sebagai media pengantar kompetensi, (ii) jobsheet yang memuat urutan kerja dan penilaian sesuai dengan prosedur kerja standar industry serta (iii) pengaturan jadwal belajar yang memungkinkan terjadinya pengantaran softskill dan hardskill ke peserta didik dengan optimal. Setiap kompetensi keahlian yang ada di SMK dapat menerapkan teaching factory melalui 3 komponen tersebut sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas masing-masing. Melalui penerapan model pembelajaran pembelajaran teaching factory, akan diperoleh manfaat sebagai berikut:
- Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pengantaran soft skills dan hard skills kepada peserta didik;
- Meningkatnya kolaborasi dengan dunia usaha/dunia industri melalui penyelarasan kurikulum, penyediaan instruktur, alih pengetahuan/teknologi, pengenalan standar dan budaya industri;
- Meningkatnya kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan melalui interaksi dengan dunia usaha/dunia industri;
- Terjadinya perubahan paradigma pembelajaran dan budaya kerja di institusi pendidikan dan pelatihan kejuruan.